Second Wind

Second Wind

Manusia memiliki banyak keunikan didalam dirinya. Seperti, pintar dalam beradaptasi dengan lingkungannya atau bertahan dalam ketidakpastian hidup. Salah satu yang membedakan manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya adalah kita diberi kebebasan untuk membentuk diri kita sebagaimana yang kita mau. Dengan kata lain, manusia hidup tergantung dari pola berpikir yang mereka bentuk selama hidup. Ada satu kemampuan manusia yang sering kali dilupakan dan jarang digunakan. Kemampuan dimana manusia bisa melakukan suatu hal yang luar biasa bahkan seringkali sulit untuk dijelaskan oleh akal sehat. Kemampuan ini disebut Second Wind.

Kemampuan ini pernah ditunjukkan oleh kesebelasan Liverpool ditahun 2005 pada final liga champions melawan kesebelasan AC Milan. Laga itu sangat menarik untuk disaksikan karena Liverpool berhasil membalikkan keadaan setelah mereka tertinggal 3 gol pada babak pertama dan menyamakan kedudukan pada babak kedua sehingga pertandingan tersebut dilanjutkan hingga ke babak adu penalti yang kemudian dimenangkan Liverpool. Jika dilihat dari kualitas pemain kedua tim, kualitas pemain AC Milan jauh lebih baik daripada Liverpool. Banyak yang memprediksi bahwa AC Milan akan keluar sebagai juaranya. Karena pada saat itu, situasi lebih mendukung AC Milan untuk menjadi juaranya, dari mulai pengalaman kemudian keadaan moral tim yang lebih baik, sedangkan Liverpool sedang ada posisi yang tidak menguntungkan setelah terseok-seok di liganya. Terbukti dari bagaimana Liverpool menjalani babak pertama dengan krisis percaya diri sehingga 3 gol bersarang digawang mereka. Atau seperti Haile Gebrselassie pelari 10000 m dari Ethiopia yang berhasil mendapatkan medali emas setelah menyalip Paul Tergat di lap terakhir sebelum garis finish, padahal Paul Tergat selalu berada didepan, selama berjalannya lomba.

Dari kisah ini pasti kita pun ingin seperti mereka. Terlebih situasi kita tidak selalu baik, tantangan hidup selalu meningkat dan juga kebutuhan yang selalu datang secara mendadak. Ketahuilah satu hal, kemampuan ini hanya bisa digunakan ketika kita merasa putus asa dan ingin melemparkan segala usaha yang kita telah lakukan. Realitanya kita lebih sering untuk memilih menyudahi itu semua daripada menderita lebih lama ketika kita diperlihatkan sebuah hasil yang negatif. Keterbatasan kemampuan selalu menjadi alasan. Dan setelah itu, tak jarang banyak orang yang cenderung memilih sesuatu yang lebih realistis sehingga mereka menjalani hidup tanpa gairah dan tanpa kebanggaan. Hidup yang biasa-biasa saja berharap segala sesuatunya baik-baik saja. Bahagia ? mungkin saja, tetapi kita akan merasa kesal dan menyesal ketika ada seseorang yang mewujudkan tujuan kita dengan cara yang sama. Bedanya, mereka tetap menuju tujuannya dan percaya bahwa apa yang mereka usahakan akan berbuah manis.

Kunci untuk menggunakan kemampuan ini hanya satu, yaitu determinasi. Itulah yang membuat Liverpool memenangkan liga champions pada tahun 2005 di Istanbul, Turki. Determinasi yang besar akan menghilangkan segala bentuk keterbatasan yang kita miliki. Kemampuan kita menjadi meningkat berkali-kali lipat hingga tak ada seorang pun yang bisa menghentikan kita. Lihatlah bagaimana Apple mendapatkan kejayaannya pada hari ini. Itu tak lepas dari peran Steve Jobs yang menolak untuk menerima nasib Apple yang hampir bangkrut pada saat itu dimana produknya tidak bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan saingannya. Apakah Steve Jobs menerima nasib begitu saja ? tentu tidak. Ia tetap berusaha hingga ia melampaui keterbatasannya. Dan hasilnya bisa kalian lihat sendiri. Apple menjadi perusahaan raksasa yang sulit disaingi dengan segala inovasi yang mereka miliki.

Memang tidak mudah untuk bisa menggunakannya, karena banyak sekali faktor-faktor yang membuat kita ragu sehingga memilih untuk berbalik arah. Hanya mau sampai kapan kita menjadi ranting yang berjatuhan ketika angin kencang berhembus begitu liarnya sedangkan disaat yang sama kita bisa menjadi pohon yang kokoh dengan akar menembus bumi meskipun angin berhembus begitu kencangnya. Tak perlu muluk-muluk, karena tidak semua manusia bisa sehebat itu. Cukup latihlah diri kita untuk selalu yakin dengan apa yang kita jalani, dengan apa yang kita pilih. Perlahan tapi pasti tanpa kamu sadari keterbatasanmu itu bukanlah sesuatu yang bisa menghalangimu meski yang kamu hadapi setebal tembok china sekalipun. Daripada dikemudian hari menyesal karena rasa penasaran lebih baik melakukan apa yang membuatmu penasaran hingga rasa penasaranmu hilang. Don’t stop believe in yourself and don’t you dare to quit !

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *